janies

janies
biarlah waktu yang menjawab

Selasa, 24 Juli 2012

E-PAYMENT


E-Payment adalah suatu sistem yang menyediakan alat-alat untuk pembayaran jasa atau barang-arang yang dilakukan di Internet. Dibandingkan dengan sistem pembayaran konvensional, pelanggan mengirimkan semua data terkait dengan pembayaran kepada pedagang yang dilakukan di Internet dan tidak ada interaksi eksternal lebih lanjut antara pedagang dan pelanggan. Di dunia sesungguhnya (offline), konsumen menggunakan uang tunai, cek, atau kartu kredit untuk melakukan pembelian. Hal ini juga berlaku di dunia online.

Untuk mendukung fasilitas e-payment, biasanya suatu perusahaan menjalin kerjasama dengan sejumlah lembaga perbankan. Dengan jaringan perbankan yang begitu luas, transaksi pembelian dan pembayaran tiket dapat dilakukan kapanpun, dimanapun, sesuai dengan kebutuhan dan waktu yang dimiliki.
Saat ini, sebagian besar pembelian melalui web dilakukan dengan kartu kredit. Pembayaran ini melibatkan pemindahan dana secara elektronik. Selain kartu kredit dan transfer dana, bentuk lain dari E-Payment yaitu smart card, digital cash, digital check, dan tagihan elektronik
 
Ada beberapa pihak yang terlibat di dalam E-Payment, yaitu:
a. Issuer, biasanya berupa bank atau lembaga non banking.
b. Konsumen, pihak yang melakukan E-Payment
c. Penjual, pihak yang menerima E-Payment.
d. Regulator, biasanya pemerintah yang regulasinya mengontrol E-Payment.
Di dunia offline, pembayaran biasanya dilakukan secara face-to-face (bertatap muka), sehingga ada kepercayaan bahwa sulit untuk melakukan penipuan. Sedangkan di dunia online, di mana antara pembeli dan penjual berada di tempat yang berbeda (tidak saling bertatap muka) sehingga masalah kepercayaan harus diperhatikan.
Dalam pengimplementasiannya, e-payment memiliki berbagai manfaat, diantaranya:
  • Meningkatkan efisiensi pembayaran.
  • Meningkatkan customer loyality.
  • Memberikan keamanan bertransakasi yang lebih dibandingkan cash.
  • Meningkatkan efektivitas dan efisiensi waktu.
  • Memberikan kemudahan pembayaran dan perluasan media pembayaran.
  • Free Setup, Simple Payment!
  • Integrasi Produk Donasi, Subscription, Shopping Cart & Pembayaran Cepat!
  • Integrasi ATM-Web Bisnis Anda
  • Direct Payment Non Member IPAYMU
  • Transaksi Online Aman & Cepat
  • Tanpa Pemrograman, Plug & Play!
  • Transaksi Domestik & Internasional
  • Web Base & Mobile Payment
 
Contoh-contoh E-payment
  •  Micropayment, millicent
  •  E-wallet, virtual wallet, EMV electronic purse
  •  E-cash, digicash, cybercash, iKP
  •  Electronic cheque, FSTC
  •  First Virtual
  •  Smartcard-based e-payment


Dampak secara ekonomi E-Money Dalam Kacamata Plus-Minus


Perkembangan teknologi di bidang informasi dan komunikasi memberi dampak terhadap munculnya inovasi-inovasi baru dalam pembayaran elektronis (Electronic Payment).Pembayaran elektronis yang kita kenal dan sudah ada di Indonesia saat ini antara lain phone banking, internet banking, kartu kredit dan kartu debit/ATM.
Namun kini, telah dikembangkan produk pembayaran elektronis lainnya yang dikenal sebagai Electronic Money (E-Money) di beberapa negara. Alat pembayaran elektronis ini memiliki karakteristiknya berbeda dengan pembayaran elektronis yang telah disebutkan sebelumnya.
Dalam setiap pembayaran yang dilakukan dengan menggunakan e-money tidak selalu memerlukan proses otorisasi dan tidak terkait secara langsung dengan rekening nasabah di bank. Hal ini lantaran e-money merupakan produk stored value dimana sejumlah nilai monetary value telah terekam dalam alat pembayaran yang digunakan.
Penggunaan e-money pun diklaim bakal memberikan sejumlah manfaat dibandingkan dengan menggunakan uang tunai maupun alat pembayaran non-tunai lainnya. Penggunaan e-money dinilai lebih memberikan kenyamanan dibandingkan uang tunai, khususnya untuk transaksi-transaksi yang bernilai kecil.
Pemilik e-money tersebut tidak perlu mempunyai sejumlah uang pas untuk suatu transaksi atau harus menyimpan uang kembalian. Kesalahan dalam menghitung uang kembalian dari suatu transaksi juga dapat diminimalisir.
Selain itu, nasabah dapat melakukan isi ulang  kedalam kartu e-money dari rumah melalui saluran telepon, sehingga mereka tidak perlu mengambil tambahan uang tunai melalui ATM.Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu transaksi dengan e- money jauh lebih singkat dibandingkan transaksi dengan kartu kredit atau kartu debit, karena tidak memerlukan otorisasi on-line, tanda tangan maupun PIN.
E-money memang tidak bertujuan untuk mengganti uang kecil secara total. Ia merupakan salah satu kemudahan dalam bertransaksi yang ditawarkan kepada masyarakat. Dengan e-money, masyarakat untuk melakukan payment, maka mereka tidak perlu lagi membawa uang receh, cukup menyentuhkan e-money pada sensor alatnya.
Meskipun begitu, pada prakteknya sekarang, e-money memiliki kelemahan. E-money yang telah banyak disediakan oleh berbagai operator atau penerbit yang berbeda-beda ini, diantaranya belum ada saling interkoneksi serta belum memperhatikan interoperabilitas.
Oleh sebab itu, menurut Gubernur Bank Indonesia (BI), sinkronisasi penyusunan standar uang elektronik harus segera dilakukan. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat tidak perlu memiliki e-money banyak untuk bertransaksi.
Di samping itu, e-Money rawan terhadap kejahatan. Pembobolan data dan nilai rupiah dari suatu kartu elektronik semakin hari juga semakin besar. Karena kejahatan berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi, sehingga perlindungan terhadap sumber daya teknologi e-Money juga harus terus  dikembangkan.
Penggunaan e-money yang tidak menggunakan otorisasi online atau PIN, membuat e-money ini dapat digunakan oleh siapapun. Andai kata e-money tersebut hilang dan ditemukan oleh orang lain, maka si penemu itu bisa bebas menggunakan e-money tersebut tanpa sepengetahuan orang lain.

Menggerakkan e-Payment Nasional via Transportasi


 

e-Payment Mikro di Indonesia
Negeri ini sebenarnya tak kalah modern dalam urusan e-payment mikro. Kartu Prabayar Bank Mandiri misalnya, sudah bisa digunakan membayar tol atau biasa disebut e toll card. Demikian pula Flazz dari BCA yang familiar dan menguasai pembayaran ritel.
Masing-masing pelanggan kartu prabayar Mandiri dan Flazz BCA kini mencapai kisaran 500 ribu dan 2 juta. Ada pula Telkomsel Cash serta Dompetku Indosat yang keduanya fokus dalam e-payment skala mikro di Indonesia.
Akan tetapi, berdasarkan riset kami, statistik jumlah pengguna e-payment ini masih sangat kecil jika dibandingkan potensinya. Bahkan, jika dibandingkan transaksi sejenis dalam anjungan tunai mandiri (ATM), layanan ini juga kalah amat jauh.
Setiap harinya, terjadi sekitar 5,5 juta transaksi di ATM dengan perkiraan nominal penarikan uang sedikitnya Rp5 triliun! Oleh karenanya, dalam hitungan kasar, jumlah transaksi e-payment di Indonesia hanya 1/1000 dari transaksi anjungan tunai mandiri.
Situasi ini amat disayangkan, meski hanya menggunakan satu pendekatan parameter. Contohnya pengguna busway yang setiap harinya mencapai 250 ribu orang hanya di Jakarta, ini belum dengan jutaan pengguna transportasi umum di kota lainnya.
Menilik situasi ini, Sharing Vision berkeyakinan menggelar workshop guna membahas e-payment mikro berbasis kartu sekaligus studi banding langsung ke pengelolanya di Singapura 25-26 April ini, guna memperoleh best practise.
Opini penulis berkesimpulan, setidak-tidaknya ada dua hal utama yang harus dilakukan agar layanan serupa EZ Link sukses dan membumi di Indonesia. Pertama, layanan harus massif disediakan pada kebutuhan harian masyarakat semacam transportasi.
Dengan mendekatkan pada mobilitas masyarakat yang sulit disubsitusi ini, maka masyarakat mau tak mau akan menggunakannya. Jadi harus bisa digiring jika tidak menggunakannya, maka selain menyulitkan aktivitas, akan pula menuntut bea mahal.
Prinsip ini akan mendorong ketersediaan sarana dan prasarana memadai. Misalnya loket penjualan peranti yang tersebar luas dan mudah ditemukan. Sederhananya, jumlahnya bisa sama mudah didapatkan seperti keberadaan ATM saat ini.
Mendekatkan pada layanan transportasi juga akhirnya akan menciptakan skala ekonomi tinggi. Bayangkan saja perputaran uang dari bisnis busway di Jakarta. Dengan skala ekonomi tinggi, otomatis biaya yang harus dibayar bisa efisien.
Maka dengan sendirinya, sebagai sebuah bagian mekanisme pasar, efisiensi dan skala ekonomis ini akhirnya akan memungkinkan hadirnya berbagai insentif seperti diskon dari EZ Link. Ingat, orang Indonesia senang layanan diskon-gratis.
Kedua, menaikkan standar lebih tinggi dari layanan m-payment yang ada. Harus diakui, tingkat kehandalan dan terutama interoperabilitas yang ada saat ini belum optimal. Masih sering terdengar nada kecewa akibat kegagalan transaksi.
Saat dikenalkan ke publik, sebaiknya layanan sudah memiliki rata-rata keberhasilan transaksi di atas 95%.Dengan demikian, tak terdengar istilah kapok apalagi trauma pada layanan pembayaran elektrik yang tergolong cara baru di Indonesia.
Demikian pula dengan interoperabilitas, keterpaduan dengan layanan lain. M-payment mikro di Indonesia saat ini masih kental aroma persaingan dan ego sektoral, sehingga masyarakat cenderung didorong berganti layanan dulu agar bisa menikmati. Mari bergerak! (**)
 
Online Wallets
Beberapa perusahaan seperti PayPal, Amazon Payments, dan Google Checkout adalah contoh perusahaan yang memberikan layanan “Online Payment”.

PayPal Inc. adalah perusahaan dalam jaringan yang menyediakan jasa transfer uang melalui surat elektronik, menggantikan metode lama yang masih menggunakan kertas, seperti cek dan wesel pos. PayPal juga menyediakan jasa untuk para pemilik situs e-commerce, lelangan, dan jenis usaha lain. Markas perusahaan ini terletak di San Jose, California, Amerika Serikat.
Amazon Payments adalah Amazon Web Service yang memberikan fasilitas transfer uang, pembayaran transaksi online, layanan e-commerce dimana proses pembayaran dapat menggunakan credit card/kartu kredit, akun bank, atau akun di amazon payments.
Google Checkout merupakan layanan untuk proses transaksi dalam jaringan (online) yang ditujukan untuk menyederhanakan proses pembayaran saat belanja secara online. Pengguna harus memasukkan informasi kartu kredit atau kartu debit dan alamat pengiriman ke akun Google mereka. Dari situ, mereka bisa berbelanja di toko-toko mitra Google.


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar